Free Tail- Heart 2 Cursors at www.totallyfreecursors.com

Minggu, 21 April 2013

Penulisan Ilmiah (B.Indonesia 2)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mengingat banyak sekali siswa sekolah diberbagai tingkat (SD, SMP, SMA) mengalami stress dan akibat yang ditimbulkan dari stress sangat berbahaya bagi siswa. Bahkan akibatnya siswa menjadi bunuh diri. Faktor penyebab stress antara lain, suatu tekanan disekolah atau dikeluarga. Misalnya merasa tertekan dengan tugas-tugas yang diberikan guru. Tekanan dapat datang dari dalam, seperti cita-cita terlalu tinggi yang  telah ditetapkan untuk diri pribadi. Sedangkan tekanan dari luar dapat datang dari tuntutan orang tua atau orang-orang sekitar. Semakin besar tekanan yang dirasakan semakin besar kemungkinan seseorang menderita stres.  Stres ini sangat berbahaya, dapat berakibat kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological exhaustion). Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana, gangguan system pencernaan semakin berat, timbul rasa ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik, bahkan dapat menimbulkan bunuh diri.
            Stress pada siswa ini sangat diperlu diperhatikan dengan seksama dan teliti karena menyangkut psikologi sang anak atau siswa. Dengan pembelajaran menulis puisi disekolah mampu mengurangi stress pada siswa. Hal ini karena puisi merupakan peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, bercakal-bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian. Menulis puisi merupakan kegiatan yang menyenangkan. Sumber penulisan yang tidak selesai-selesainya adalah pengalaman atau sesuatu yang dialami dan dirasakan pengarang.
            Melalui pembelajaran menulis puisi pada siswa ini mampu mengurangi stress yang sedang dialami siswa. Hal ini penulis teliti dari kajian penelitian psikologi sastra dan dari fungi sastra itu sendiri yang didalamnya puisi merupakan karya sastra. Psikologi sastra yang menyatakan bahwa karya sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Psikilogi sastra pun menilai karya sastra sebagai pantulan kejiwaan yang bias menghibur. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks yang dilengkapi dengan kejiwaannya yang terproyeksi dalam imajinasi. Selain itu pembelajaran menulis puisi dapat mengurangi stress karena melalui menulis puisi memiliki fungsi membantu siswa untuk meluapkan perasaan hati, menyampaikan stresnya melalui tulisan. Diharapkan pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi penyemangat dikala sedih, membuat hati dan pikiran menjadi segar (refresh) untuk menjalani langkah selanjutnya, sehingga dapat mengurangi stress pada siswa.

B.     Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini antara lain :
1.      Bagaimana hubungan pembelajaran menulis puisi dengan mengurangi stress pada siswa?
2.      Bagaimanakah pembelajaran menulis puisi untuk mengurangi stress pada siswa ?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan penulisan ilmiah ini untuk mengetahui :
1.      Hubungan pembelajaran menulis puisi dengan mengurangi stress pada siswa.
2.      Pembelajaran menulis puisi untuk mengurangi stress pada siswa.

D.    Manfaat Penulisan
Penulisan ilmiah ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1.      Manfaat Teoritis
Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan pengembangan salah satu teori untuk memberikan informasi tentang pembelajaran menulis untuk mengurangi stress pada siswa.
2.      Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut :
a.       Bagi Guru
Karya tulis ini diharapkan bermanfaat bagi guru untuk memberikan inspirasi kepada guru bahwa pembelajaran menulis puisi dapat mengurangi stress pada siswa.
b.      Bagi Siswa
Dapat mengurangi stress yang diderita siswa melalui pembelajaran menulis puisi.

E.     Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan ilmiah ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II  LANDASAN TEORI
Penjelasan yang menjelaskan tentang definisi puisi, prinsip dasar pembelajaran menulis puisi, definisi stress, faktor penyebab stress dan cara mengatasinya pada siswa.

BAB III  ANALISIS DAN SINTESIS
Berisi tentang hasil dari hubungan pembelajaran menulis puisi dengan mengurangi stress pada siswa dan sintesisi dari pembeljaran menulis puisi untuk mengurangi stress pada siswa.

BAB IV PENUTUP
Meliputi simpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Definisi Puisi
Menurut Watss Dunton puisi adalah ekspresi dari pengalaman jiwa yang kongkrit yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu untuk yang menyebabkannya ada.  Karena bukannya irama tetapi argumen yang membuat iramalah. Mengutarakan pengalamannya yang mempunyai pembendaharaan kata yang lebih kaya. (Blair & Claendler1935).  Puisi merupakan peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, bercakal-bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian (Tarigan, 1967). Puisi adalah hasil karya sastra yang berisi ungkapan perasaan, kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang dengan kata kiasan. (Andini, 2003).

B.     Prinsip Dasar Pembelajaran Puisi
Prinsip Dasar Pembelajaran Menulis Puisi Pada Siswa SMP Kelas VIII Semester Genap perlu membelajarkan :
·         Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Kata-kata dalam puisi bukanlah kata-kata yang bermakna denotasi, tetapi konotasi atau kias. Kaa-Kata puisi harus menampilkan kesegaran, kekayaan dan kedalaman makna. Perlu menggunakan majas seperti majas pesonifikasi, metafora dan lain-lain. Contoh : Rumput itu menari-nari diatas penderitaanku
·         Imaji
Imaji adalah segala yang bersifat imajinasi belaka, khayalan belaka. Menggunakan kata-kata berdasar daya bayang pikiran manusia.  Tidak uraian langsung secara nyata.  Contoh ; Sayap-sayapku telah patah olehmu, Sakitku berlapis-lapis karenamu.                                    
·         Kata nyata
Kata nyata adalah uraian kata-kata secara langsung. Bermakna denotasi. Bersifat kongkrit dan khusus bukan kata-kata abstrak dan umum. Contoh : aku telah patah hati, kenapa kau buatku patah hati?
·         Rima atau bunyi
Rima atau bunyi adalah persamaan bunyi pada tiap larik puisi. Dibagi menjadi ; sajak, rima awal, rima rengah, rima akir, aliterasi dan asonansi, efoni, kakofoni, enyabemen. (Harjito, 2007).
C.    Definisi Stres
Stress menurut transaktional model dari Lazarus dan Folkman (1984) adalah tergantung secara penuh pada persepsi individu terhadap situasi yang berpotensi mengancam. Penilaian individu terhadap sumber daya yang dimilikinya menentukan bagaimana individumemandang sebuah situasi spesifik sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan atau ancaman yang berbahaya. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bagaimana individu mempersepsikan situasi yag dihadapinya menentukan bagaimana respon yang dimunculkan individu. Lazarus dan Folkman (1984) juga mendiskripsikan stress sebagai segala peristiwa/ kejadian baik berupa tuntutan-tuntutan lingkungan maupun tuntutan-tuntutan internal(fisiologis/psikologis) yang menuntut, membebani, atau melebihi kapasitas sumber daya adaptif individu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan stress merupakan keadaan dan tuntutan yang melebihi kemampuan dan sumber daya adaptif individu untuk mengatasinya. Sehingga tuntutan dan keadaan (stressor) tersebut menimbulkan ketegangan baik secara fisik maupun psikis.

D.    Faktor Penyebab Stres dan Cara Mengatasinya pada Siswa :
§  Tekanan
Tekanan dapat datang dari dalam, seperti cita-cita yang terlalu tinggi yang kita tetapkan untuk diri pribadi. Sedangkan tekanan dari luar dapat datang dari tuntutan orang tua atau orang-orang di sekitar kita Misalnya tekanan dari guru adanya tugas-tugas sekolah yang sangat banyak, kurang istirahat, beban sekolah yang berlebihan Semakin besar tekanan yang dirasakan semakin besar kemungkinan ia menderita stres. Cara mengatasinya jangan dibuat seperti tertekan, siswa santai saja. Menerima tugas-tugas dengan sewenang hati, mencari hal-hal yang bias membuat terhibur misalnya menulis puisi.
§  Problem
Problem dapat  membuat keadaan mental dan emosional terasa sangat letih, mungkin telah menyadari bahwa kini akan sulit mengambil keputusan tentang persoalan itu kalau tidak ada yang membantu. Sehingga kita menjadi bingung dan pusing untuk menentukan penyelesaian dan membuat kita menjadi stress. problem yang dialami siswa seperti problem dengan sang pacar, konflik dengan guru mauapun orang tua. Cara mengurangi stresnya yaitu mencari bantuan orang terdekat untuk membantu menyelesaiakn problem yang sedang dihadapi. Mungkin tidak dapat ditanggulangi sendiri, kita membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya. Harus mempunyai teman untuk membicarakan kesulitan yang sedang dialami, karena hanya dengan cara itu bias membuat problrm terasa ringan. (Weekes, Claire. 1991).
§  Kesedihan
Kesedihan yang mendalam dapat membuat stress. Kesedihan yang mendalam yang dialami siswa kelas VIII biasanya adalah kehilangan seseorang yang dicintai atau kehilangan kakasih yang sangat disayangi. Seakan merasa hidupnuya hancur merasa sangat menderita memandang hidup itu sempit. Padahal kita tahu dunia tak sesempit daun kelor. Masih banyak kebahagiaan yang bias diraih daripada harus terpuruk dalam kesediahan. Cara mengurangi stress akibat kesedihan adalah terimalah kesedihan secara wajar, serahkan pada Tuhan, mantapkan niat untuk memandang kehidupan selanjutnya, carilah kesibukan mungkin dengan cara menulis puisi karena bisa dijadikan teman saat sedih. Bisa dicurahkan kesedihannya dalam bentuk puisi agar menjadi lega.
E.     Akibat Dari Stress
o   Frustasi
 Frustasi dapat timbul apabila ada hal yang menghalangi kita dengan tujuan yang ingin kita raih, hal-hal ini dapat berasal dari dalam seperti cacat badaniah, sedangkan faktor luar dapat berupa kemalangan Apabila seseorang sudah merasa frustasi maka dapat mencetuskan terjadinya stress, bisa berakibat bunuh diri.
o   Kepribadian tidak stabil
Kepribadian menjadi tidak stabil. Pesimis dalam menjalani hidup. Semakin lentur kepribadian seseorang dan semakin tinggi harapan seseorang akan hidup (optimis), semakin jauh dari stres dan semakin ringan stres baginya).
o   Kesehatan terganggu
Kesehatan terganggu seperti kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological exhaustion), Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana, Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder), Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panic. Itulah akibat stress dibidang kesehatan. Semakin sehat seseorang semakin jarang ia terkena stres, dan sebaliknya stres dan sakit raga merupakan dua kejadian yang saling memberatkan. (Weekes, Claire. 1991).

BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
1.      Hubungan Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Mengurangi Stres Pada Siswa
Hubungan pembelajaran menulis puisi untuk mengatasi stress pada siswa adalah dengan membelajarkan siswa menulis puisi secara bebas. Siswa dapat mengungkapkan perasaan kegundahan atau stress kedalam tulisan yang dinamakan puisi. Ha ini dikaji dari adanya hubungan antara psikologi dengan sastra yang dinamakan psikologi sastra.  Psikologi sastra adalah yang menyatakan bahwa karya sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. System akan menggunakan cipta, rasa dan karsa dalam berkarya. Psikologi sastra pun menilai karya sastra sebagai pantulan kejiwaan yang bias menghibur. Siswa atau pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks yang dilengkapi dengan kejiwaannya yang teproyeksi dalam inajinasi. Kemudian akan tampil larik-larik atau pilihan kata yang khas. Macam-macam pendekatan psikologi sastra :

·         Beberapa kemungkinan kajian yaitu pertama, pendekatan tekstual mengkaji aspek psikologi tokoh dalam karya sastra. Kedua, pendekatan reseptif pragmatic mengkaji aspek psikologi pembaca sebagai proses kreatif yang terproyeksi dalam karyanya.
·         Kajian estetika eksperimental yaitu sebagai efek motivasional dari teks sastra pada penerimanya. Efek ini akan tampak melalui aspek kolatif sebuah stimulus yang mencul dari teks sastra. Bagian teks yang dapat membangkitkan perasaan.


2.      Pembelajaran Menulis Puisi Untuk Mengurangi Stres Pada Siswa
Pembelajaran menulis puisi untuk mengurangi stress yang mengajarkan puisi bebas atau yang lebih dikenal sebagai puisi modern yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi modern dilahirkan dalam semangat mencari kebebasan pengucapan pribadi. Puisi modern dapat dianggap sebagai bentuk pengucapan puisi yang tidak menginginkan kebebasan jiwa penyair. Melalui pembelajaran menulis puisi memiliki fungsi membantu siswa untuk meluapkan semua perasaan hati, menyampaikan stresnya melalui tulisan. Sebagai penyemangat dikala sedih agar membuat hati dan otak menjadi refesh untuk menjalani langkah selanjutnya. Sehingga dapat mengurangi stress pada siswa. Langkah-langkah pembelajaran menulis puisi pada siswa yang mampu mengurangi stress :

1.      Guru membimbing siswa untuk menulis puisi bebas dengan arahan siswa dapat meluapkan semua perasaan hati, siswa menyampaikan stress yang dialaminya melalui tulisan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip dasar menulis puisi.
2.      Guru membiarkan tulisan siswa megalir dengan sendirinya sehingga siswa menjadi lega karena dapat mengungkapkan stresnya melalui tulisan.
3.      Beberapa waktu kemudian barulah puisi tersebut diperbaiki. Puisi tersebut diperbaiki berdasarkan prinsip-prinsip dasar menulis puisi terikat pada diksi, imajinasi, kata nyata, rima atau irama.

BAB  IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pembelajaran menulis puisi pada siswa SMP kelas VIII Semester genap mampu mengurangi stress yang sedang dialami siswa. Hal ini penulis kaji dari hubungan antara sastra dengan psikologi yang dinamakan dengan psikologi sastra dan dari fungsi sastra yang didalamnya puisi merupakan karya sastra. Psikologi sastra menyatakan bahwa karya sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra pun menilai karya sastra sebagai pantulan kejiwaan yang bisa menghibur. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks yang dilengkapi dengan kejiwaannya yang terproyeksi dalam imajinasi. (Suwardi, 2005).
Selain itu pembelajaran menulis puisi untuk mengurangi stress pada siswa karena melalui menulis puisi memiliki fungsi membantu siswa untuk meluapkan semua perasaan hati, menyampaikan stresnya melalui media tulisan. Sebagai penyemangat di kala sedih, membuat hati dan otak menjadi refresh untuk jalani langkah selanjutnya. Sehingga bisa mengurangi stress pada siswa.
B.     Saran
Penulis menyarankan jika ingin menulis puisi jangan terbelenggu oleh bahasa. Janganlah bahasa itu menghambat untuk menulis puisi. Biarkan tulisan itu mengalir dengan sendirinya, Ungkapkan semua yang rasakan. Jadikan puisi sebagai teman karena itu dapat mengurangi stress didalam pikiran.

Nama : Lusi Sulistyarini
Kelas : 3 KA 31
NPM : 1410096

Daftar Pustaka dan Sumber :
Endaswara, Suwardi. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Kota Kembang.
Lazarus, R., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, And Coping. New York: Springer.
Tarigan, Henry Guntur. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.
Weekes, Claire. 1991. Mengatasi Stres. Yogyakarta : Kanisius.
Blair, Walter and W.K Chander. 1935. Approaches to Poethry. New Tork ; D. Appleton Centuru Company.

Selasa, 09 April 2013

Tugas B.Indonesia 2


PERNALARAN DEDUKTIF

Penalaran adalah suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan suatu kebenaran. Penalaran juga merupakan proses berpikir secara terus menerus dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Ciri-ciri penalaran :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2.      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Pengertian Deduktif
Deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus (individual).  Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis minor.

Penalaran Deduktif
Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Pernalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.  Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposisi tempat menarik simpulan ini. proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis. Contoh :

§  Premis Mayor :           Semua manusia memiliki sepasang telinga.
§  Premis Minor  :           Alfi  adalah manusia.
§  Kesimpulan     :           Jadi, Alfi memiliki sepasang telinga.

Tetapi menurut seorang anak kecil, hal ini tidak benar. Ini membuktikan bahwa tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Secara deduktif dapat dibuktikan ketiganya benar. Pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan yang telah dianggap benar. Teori ini disebut koherensi. Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koherensi.
Menarik Simpulan Secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung. Contoh :
Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)

Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung
Pernalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus. Beberapa jenis pernalaran deduksi dengan penarikan secara tak langsung sebagai berikut :

1.      Silogisme Kategorial
Ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor. Contoh :
a.       Semua manusia bijaksana. (Premis Mayor)
Semua polisi adalah manusia. (Premis Minor)
Jadi, semua polisi bijaksana. (Konklusi)

b.      Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan. (Premis Minor)
Akasia membutuhkan air . (Konklusi)

c.       Semua siswa siswi SMA adalah lulusan SMP. (Premis Mayor)
Maya adalah siswi. (Premis Minor)
Jadi, maya lulusan SMP. (Konklusi)

d.      Semua makhluk hidup pasti mati. (Premis Mayor)
Koala adalah hewan yang dilindungi. (Premis Minor)
Koala pasti akan mati. (Konklusi)

Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut :
a.       Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term mayor, term minor dan term penengah.
b.      Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor dan simpulan.
c.       Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d.      Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
e.       Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
f.       Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
g.      Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
h.      Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Hukum-hukum Silogisme Kategorial :
·         Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
   Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).

·         Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
   Sebagian pejabat korupsi (minor).
Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).

·         Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
   Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
   Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).

·         Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
   Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
   Kucing bukan bunga mawar (premis 2).

Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
·         Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
·         Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
   Kerbau adalah binatang.(premis 1)
   Kambing bukan kerbau.(premis 2)
Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif

·         Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
   Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
   Januari adalah bulan.(minor)
Januari bersinar dilangit?

·         Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklusinya.
Contoh:
   Kucing adalah binatang.(premis 1)
   Domba adalah binatang.(premis 2)
   Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
   Sawo adalah tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya

2.       Silogisme Hipotesis
Adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorial. contohnya :
a.       Apabila lapar saya makan roti. (mayor)
Sekarang lapar. (minor)
Saya lapar makan roti. (konklusi)

b.      Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal. (mayor)
Hujan turun. (minor)
Sebab itu panen tidak gagal. (konklusi)

Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotesis, yaitu :
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
   Jika hujan saya naik becak.(mayor)
   Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi).

·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
   Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
    Sekarang bumi telah basah (minor).
Hujan telah turun (konklusi)

·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
   Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
   Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
Kegelisahan tidak akan timbul.
  • Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
   Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah. (mayor)
   Pihak penguasa tidak gelisah. (minor)
Mahasiswa tidak turun ke jalanan. (konklusi)

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:

§  Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
§  Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
§  Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
§  Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

3.      Silogisme Alternatif
Adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contohnya :
a.       Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor. (mayor)
Nenek Sumi berada di Bandung. (minor)
Jadi, Nenek Sumi  tidak berada di Bogor. (konklusi)

b.      Paman saya berada di Bogor atau Bekasi. (mayor)
Paman saya tidak berada di Bekasi. (minor)
Jadi, paman saya berada di Bogor. (konklusi)

4.      Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun dalam lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contohnya :
a.       Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu anda berhak menerima hadiahnya.
b.      Dicky berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
Dicky telah berusaha keras dalam belajar, karena itu dicky layak mendapatkan peringkat satu.

Nama   : Lusi Sulistyarini
NPM   : 14110096
Kelas   : 3KA31

Sumber :