Free Tail- Heart 2 Cursors at www.totallyfreecursors.com

Selasa, 09 April 2013

Pernalaran Deduktif


PERNALARAN DEDUKTIF
Penalaran adalah suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan suatu kebenaran. Penalaran juga merupakan proses berpikir secara terus menerus dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Ciri-ciri penalaran :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2.      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Pengertian Deduktif
Deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus (individual).  Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis minor.

Penalaran Deduktif
Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Pernalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.  Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposisi tempat menarik simpulan ini. proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis. Contoh :

§  Premis Mayor :           Semua manusia memiliki sepasang telinga.
§  Premis Minor  :           Alfi  adalah manusia.
§  Kesimpulan     :           Jadi, Alfi memiliki sepasang telinga.

Tetapi menurut seorang anak kecil, hal ini tidak benar. Ini membuktikan bahwa tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Secara deduktif dapat dibuktikan ketiganya benar. Pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan yang telah dianggap benar. Teori ini disebut koherensi. Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koherensi.
Menarik Simpulan Secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung. Contoh :
Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)

Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung
Pernalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus. Beberapa jenis pernalaran deduksi dengan penarikan secara tak langsung sebagai berikut :

1.      Silogisme Kategorial
Ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor. Contoh :
a.       Semua manusia bijaksana. (Premis Mayor)
Semua polisi adalah manusia. (Premis Minor)
Jadi, semua polisi bijaksana. (Konklusi)

b.      Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan. (Premis Minor)
Akasia membutuhkan air . (Konklusi)

c.       Semua siswa siswi SMA adalah lulusan SMP. (Premis Mayor)
Maya adalah siswi. (Premis Minor)
Jadi, maya lulusan SMP. (Konklusi)

d.      Semua makhluk hidup pasti mati. (Premis Mayor)
Koala adalah hewan yang dilindungi. (Premis Minor)
Koala pasti akan mati. (Konklusi)

Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut :
a.       Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term mayor, term minor dan term penengah.
b.      Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor dan simpulan.
c.       Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d.      Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
e.       Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
f.       Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
g.      Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
h.      Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Hukum-hukum Silogisme Kategorial :
·         Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
   Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).

·         Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
   Sebagian pejabat korupsi (minor).
Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).

·         Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
   Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
   Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).

·         Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
   Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
   Kucing bukan bunga mawar (premis 2).

Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
·         Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
·         Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
   Kerbau adalah binatang.(premis 1)
   Kambing bukan kerbau.(premis 2)
Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif

·         Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
   Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
   Januari adalah bulan.(minor)
Januari bersinar dilangit?

·         Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklusinya.
Contoh:
   Kucing adalah binatang.(premis 1)
   Domba adalah binatang.(premis 2)
   Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
   Sawo adalah tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya

2.       Silogisme Hipotesis
Adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorial. contohnya :
a.       Apabila lapar saya makan roti. (mayor)
Sekarang lapar. (minor)
Saya lapar makan roti. (konklusi)

b.      Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal. (mayor)
Hujan turun. (minor)
Sebab itu panen tidak gagal. (konklusi)

Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotesis, yaitu :
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
   Jika hujan saya naik becak.(mayor)
   Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi).

·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
   Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
    Sekarang bumi telah basah (minor).
Hujan telah turun (konklusi)

·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
   Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
   Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
Kegelisahan tidak akan timbul.
  • Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
   Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah. (mayor)
   Pihak penguasa tidak gelisah. (minor)
Mahasiswa tidak turun ke jalanan. (konklusi)

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:

§  Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
§  Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
§  Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
§  Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

3.      Silogisme Alternatif
Adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contohnya :
a.       Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor. (mayor)
Nenek Sumi berada di Bandung. (minor)
Jadi, Nenek Sumi  tidak berada di Bogor. (konklusi)

b.      Paman saya berada di Bogor atau Bekasi. (mayor)
Paman saya tidak berada di Bekasi. (minor)
Jadi, paman saya berada di Bogor. (konklusi)

4.      Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun dalam lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contohnya :
a.       Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu anda berhak menerima hadiahnya.
b.      Dicky berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
Dicky telah berusaha keras dalam belajar, karena itu dicky layak mendapatkan peringkat satu.

Nama   : Lusi Sulistyarini
NPM   : 14110096
Kelas   : 3KA31

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar